Work adalah kata kerja yang artinya bekerja. Itu artinya bekerja adalah suatu kewajiban untuk manusia, terutama buat mereka yang berjenis kelamin laki-laki. And why is that? Karena naturenya laki-laki adalah bekerja, bukan diam di rumah. Tentu boleh diam di rumah cuma harus tetap berusaha mencari rejeki, bukan mengerjakan urusan rumah tangga karena itu bukan fitrahnya. Bahkan bapak saya bilang bekerja bagi laki-laki adalah harga diri, tidak perduli berapa yang dia dapatkan. Apakah dia hanya berpenghasilan kurang, pas-pasan atau berlebih tiap bulan namun selama laki-laki itu bekerja dia tetap memiliki harga diri.
Namun dunia saat ini berbeda, banyak laki-laki yang stay at home doing home stuff sementara istrinya bekerja. Yah kita tidak mengetahui kenapa Allah mengatur demikian, apakah itu merupakan berkah bagi suami karena dia tak perlu capek bekerja, atau merupakan cobaan karena dia tidak mempunyai harga diri didepan orang lain. Buat pria dengan kondisi ini sebenarnya bukan hal yang mudah dihadapi, karena pria yang normal seharusnya tidak akan pernah bisa menerima kondisi itu dengan nyaman. Tidak mudah untuk hidup tergantung dari penghasilan istri, karena dalam agamapun dikatakan bahwa pada uang suami ada hak istri sedangkan uang istri adalah haknya sendiri dan tidak wajib untuk di shared ke suami. Jadi pada keluarga yang istrinya mencari nafkah, bila si istri tidak menafkahi suami ya boleh-boleh saja dan suami tidak bisa dan tidak berhak protes bila tidak mendapatkan apa-apa dari usaha istri.
Menyakitkan? Ya memang. Bila ada pria yang nyaman dan bahagia dengan kondisi terbalik seperti itu, bolehlah dia disebut sebagai pria yang tidak punya harga diri. Sementara untuk pria yang waras, banyak-banyaklah berdoa agar Allah memberinya jalan rejeki dan jalan pekerjaan sebagaimana fitrah seorang laki-laki.
Allah memang Tuhan yang Maha Kuasa, Maha Tahu dan Maha Merencanakan. Itulah mindset yang harus dipegang teguh oleh laki-laki yang sedang mendapatkan cobaan untuk bisa terus maju melanjutkan hidup dan selalu berharap kehidupan yang lebih baik. Karena bila tidak demikian, dia akan selalu depresi, menganggap diri sendiri sebagai orang yang tidak berguna dan tidak mau bersosialisasi.
Namun dunia saat ini berbeda, banyak laki-laki yang stay at home doing home stuff sementara istrinya bekerja. Yah kita tidak mengetahui kenapa Allah mengatur demikian, apakah itu merupakan berkah bagi suami karena dia tak perlu capek bekerja, atau merupakan cobaan karena dia tidak mempunyai harga diri didepan orang lain. Buat pria dengan kondisi ini sebenarnya bukan hal yang mudah dihadapi, karena pria yang normal seharusnya tidak akan pernah bisa menerima kondisi itu dengan nyaman. Tidak mudah untuk hidup tergantung dari penghasilan istri, karena dalam agamapun dikatakan bahwa pada uang suami ada hak istri sedangkan uang istri adalah haknya sendiri dan tidak wajib untuk di shared ke suami. Jadi pada keluarga yang istrinya mencari nafkah, bila si istri tidak menafkahi suami ya boleh-boleh saja dan suami tidak bisa dan tidak berhak protes bila tidak mendapatkan apa-apa dari usaha istri.
Menyakitkan? Ya memang. Bila ada pria yang nyaman dan bahagia dengan kondisi terbalik seperti itu, bolehlah dia disebut sebagai pria yang tidak punya harga diri. Sementara untuk pria yang waras, banyak-banyaklah berdoa agar Allah memberinya jalan rejeki dan jalan pekerjaan sebagaimana fitrah seorang laki-laki.
Allah memang Tuhan yang Maha Kuasa, Maha Tahu dan Maha Merencanakan. Itulah mindset yang harus dipegang teguh oleh laki-laki yang sedang mendapatkan cobaan untuk bisa terus maju melanjutkan hidup dan selalu berharap kehidupan yang lebih baik. Karena bila tidak demikian, dia akan selalu depresi, menganggap diri sendiri sebagai orang yang tidak berguna dan tidak mau bersosialisasi.
Comments
Post a Comment